Tears From Clouds
“One Step”
J
|
eong Soo, masih terus berjalan, hujan deras yang
turun dipagi ini bahkan tak mampu untuk menghentikan langkahnya, jalankan untuk
berteduh, berlaripun ia enggan, biarkan saja hujan menghapus semua beban
hidupnya, membawanya mengalir bersama rintikannya. Bodoh?, ya dia memang bodoh,
tapi satu yang patut dibanggakan darinya, disaat semua orang menghidari hujan,
ia tetap berjalan, disaat semua orang berlindung dan lari dari kenyataan, ia
tetap tegar, ia mengalah, membiarkan takdir bermain, tapi satu yang ia tahu
bahwa ia tak akan pernah mau dipermainkan oleh takdir.
***************
Awan-awan hujan kembali menggantung
angkuh dilangit kota Seol, menyisakan hawa musim dingin yang masih kental
terasa, embun pagi melapisi daun pepohonan, sugguh suasana yang sangat
menyenangkan apalagi untuk kembali tenggelam dalam gulungan selimut tebal, tapi
tidak jika sang hujan kembali turun.
“Aisshhh, hujan,,, aku benci hujan”
gumam seorang gadis SMA ber-name tag
Jung Seong Mi, bibirnya mengerucut lucu, mengeluarkan gerutuan-gerutuan
yang ia tujukan kepada sang hujan, tangannya masih sibuk membuka payung yang
hendak ia gunakan.
“Hei kenapa membenci hujan?” ujar
seorang namja ketus pada Seong Mi, tanpa mempedulikan dirinya telah basah kuyup
oleh rintikan air hujan.
“Hujan itu menyebalkan, bukankah
begitu?, dia menutupi awan-awan kecilku, sesuatu yang aku sukai, membuatku basah oleh rintikannya, yah meskipun aku memakai payug
tapi tetap saja” jawab Seong Mi, dengan perlahan ia membalikan tubuhnya,
berniat menatap lawan bicaranya. ‘Kim Jeong Soo’ pikirnya.
“Aku suka hujan, memang apa bagusnya
awan?” Tanya namja ketus itu lagi
“Hmmm, memang apa bagusnya hujan?” tanya
Seong Mi lagi
“Hei kau meng-copy ucapanku, untuk
apa menjawab pertanyaanmu bila kau tak menjawab pertanyaanku?” balas Jeong Soo
dengan muka yang mengerikan “dan kau, apa kau tidak sadar jika telah membiarkan
sunbae–mu ini kehujanan, tanpa sedikitpun menawarkan untuk berbagi payung
denganmu huh?”
“hehehe, mian Jeong Soo-ssi, apa
bagusnya awan?, hmmm,,, menurutku awan adalah sesuatu yang indah, bersanding
dengan langit biru, sesuatu yang paling setia di dunia ini, karena sejauh
apapun langit itu beranjak awan tak akan pernah meninggalkan langitnya, lalu
apa alasanmu menyukai hujan?” ia menggerakan tangan kanannya menunjukkan dua
jarinya membentuk hurup V, sambil berjalan mendekati sang sunbae yang wajahnya
acak-acakan itu
“nah begini lebih baik, setidaknya
bibirku tidak sampai membiru karena hujan, Hmmm,,, menurutku kau benar, awan
memang mengesankan, tapi hujan lebih mengesankan” Jeong Soo mengerjapkan
matanya lucu, mengadahkan tangannya merasakan desiran dinginnya air hujan,
pandangannya menerawang ke arah langit, perlahan mata itu terpejam, “hujan,
hujan bisa menghapus beban di hatimu, saat kau menangis di bawah rintikan
hujan, maka tak akan ada seorang pun yang tau bahwa kau sedang menangis, dan
saat hujan berhenti maka akan muncul pelangi artinya setelah ada masalah dan
saat kau menentukan pilihan dalam hidupmu, pada akhirnya kau akan menemukan
kebahagiaan, meski tidak selalu berakhir bahagia seperti indahnya pelangi,
tetapi paling tidak ada pelajaran yang bisa diambil dari sana. ”
“hmmm,,, menurutku kau benar hujan
itu memang mengesankan tapi awan jauh lebih mengesankan” jawab Seong Mi lucu,
dengan tampang polosnya dia melakukan apa yang dilakukan Jeong Soo.
‘lagi-lagi dia meng-copy
kata-kataku’
“aishh kau ini, memangnya kenapa
awan jauh lebih mengesankan daripada hujan?”
Jeong Soo masih tak mengalihkan pandangannya, namun kini ia menarik
tangannya, mungkin karena tangannya terlalu kedinginan karena rintikan air
hujan.
“karena tanpa awan hujan tak akan
ada” Seong Mi tersenyum penuh kemenangan, tersenyum?, menurutku itu lebih mirip
sebuah seringaian kemenangan, ternyata bertambah lagi siswa evil di sekolah
itu.
‘aku kalah?, bocah yang mengesankan’
“aishh sudahlah, kalau kita tetap
berdiri disini, kita bisa mendapat hadiah pagi ini” Jeong Soo tersenyum, senyum
tulus, tangannya bergerak mengacak surai hitam milik Seong Mi
“ah, benarkah?, bukannya kita harus
tetap berada disini?, tadi kau bilang kita akan mendapat hadiah bukan?” ucap
Seong Mi, ia mengalihkan pandangannya pada Jeong Soo, menmandangnya dengan
wajah innocentnya.
“YAK, HOOBAE BODOH, HADIAH YANG AKU
MAKSUD BUKAN ITU” teriakan merdu memekakan telinga akhirnya keluar di pagi ini,
dari mulut seorang Kim Jeong Soo
“arraseo,,, aku mengerti, aku tidak
sebodoh itu, sekarang ayo kita jalan” balas Seong Mi, wajahnya menekuk masam,
tangannya kini ia silangkan di depan dada.
‘dasar bocah’
“baguslah kalau kau mengerti,,,
dasar bocah” rajuk Jeong Soo
“Aishh
sunbae tua” balas Seong Mi
“Bocah,,,”
“Yak,
Tua,,”
“Bocah,,,”
“Tua,,,”
“Bocah,,,”
“Tua,,,”
Hening,,,, tapi sedetik kemudian,,,
“bwahahahahahahaha”
tawa menggelegar keluar dari mulut keduanya, mengundang pandangan dari
orang-orang sekitar mereka, ada yang menatap mereka aneh, ada yang menatap
mereka senagai pasangan yang cocok, ada yang menatap mereka sebagai anak-anak
SMA yang kurang kerjaan, mendapati pandangan-pandangan aneh dari sekitar mereka
dengan bersusah payah mereka menghentikan aktifitas mereka a.k.a tertawa
terbahak-bahak tanpa sopan santun.
“hmm. Pandangan mereka sepertinya
tak menyenangkan” Jeong Soo memulai pembicaraan sambil menggaruk tengkuknya
yang tidak gatal
“haha…ha…ha… ha…” tawa canggung kini
keluar dari mulut Seong Mi “hmmm sepertinya begitu, sebaiknya kita cepat pergi
dari sini” lanjutnya lagi dengan muka cnggung, menahan malu
Jeong Soo mengangguk, akhirnya
keduanya melangkah dalam derasnya rintikan air hujan, menembus derasnya hujan
bersama, bukankah berdua memang lebih baik?
***************