Readers
pasti banyak yang gak ngerti sama bahasanya jadi saya siapkan translatenya dulu
Mian:
sebenarnya mianhe artinya maaf
Sunbae
: Seseorang yang dituakan (kalau disini bisa dikatakan kakak kelas)
Hoobae
: Seseorang yang lebih muda (kalau disini bisa dikatakan adik kelas)
Seongsaengnim
: Guru
Namja :
laki-laki
Yeoja :
perempuan
Babo :
bodoh
Naneun
____ imnida : nama saya _____
Bangapseumnida
: Senang berkenalan dengan anda
Chingudeul
: teman-teman sekalian
Hyung :
kakak laki-laki
Demon :
monster
Yeoja : perempuan
chingu: teman
Yeoja : perempuan
chingu: teman
Ket:
kata-kata miring menceritakan waktu yang telah lewat (flashback)
Tears
From Clouds
Langit terasa lebih indah daripada biasanya, awan biru menyejukkan jiwa menggantung indah dilangit-langit kota, aroma harum bunga sakura menguar memenuhi setiap sudut kota, tapi sepertinya itu tak berlaku bagi namja dingin yang menunjukan kesan angkuh dan penuh kebencian dalam dirinya, wajah stoic itu terlihat jauh dari kesan hangat.
“tuhan bisakah aku meminta agar aku mati?, itu saja, hanya itu, aku ingin kembali, daripada melihat keindahan yang terus kau ciptakan, tapi disini, disini ada luka yang kau tancapkan, sakit, bukankah kau tau itu?” gumam seorang namja sambil memegang dada kirinya, menatap langit yang meski terlihat indah tapi menyakitkan baginya.
***************
Seong Mi tersenyum, ada rasa bangga yang tersirat tatkala melihat sekolah mewah di jalan apgujeong yang sebentar lagi akan menjadi sekolahnya “jadi ini sekolah itu, lebih bagus daripada di Mokpo, tak salah aku meminta pindah, kalau sekolahnya sebagus ini” Seong Mi terbengong didepan pintu gerbang sekolah yang bisa dibilang mewah itu. Banyak sorot mata yang menatap kearahnya, ‘terpesona eoh?, siapa yang tak terpesona dengan seorang Jung Seong Mi, tidak disekolah lama ataupun disini aku tetaplah seorang idola’ pikirnya, ia mulai melangkah, menunjukan bahwa dirinya adalah penghuni baru sekolah elit itu.
Terlihat seorang namja dengan langkah tegasnya mulai berjalan memasuki gerbang sekolah, terdengar bisikan-bisikan yang memekakan telinga, “tampan……” teriak beberapa orang yeoja yang terpesona pada namja itu, tapi disisi lain “dia?, apa yang dilakukannya disini?, sekolah ini tak cocok dengan demon seperti dia” pujian? Tapi banyak juga yang menghina.
“Hei pendek! Bisakah kau tak menghalangi jalanku” tegurnya pada seseorang yang dikatakan Pendek.
Seong Mi membalikan badannya ingin sekali ia menghajar orang yang telah mengatainya PENDEK, berbagai macam kata makian telah terpikirkan diotak kecilnya, baru kali ini seseorang dengan seenak jidatnya mengatai dirinya pendek, camkan dengan tinggi 165cm untuk seorang yeoja, bukankah itu tak terlalu hmm pendek?
“Ka…kau”
“apa?”
Hening
‘Glupp, kenapa matanya?, ada apa dengan matanya? Kenapa mata itu mengunciku?, Seong Mi bodoh, sadar, ayo sadar, kenapa dengan dirimu? Ayo kata-kata makian keluarlah!! Ayo!!!’
“a…a…anu” jawab Seong Mi yang mulai sadar dari dalam pikirannya, ia tertunduk “eh aaa…… silahkan lewat” lanjutnya takut-takut ‘Seong Mi bodoh’
“kau!! Pendek!” jawab namja angkuh tadi, mulai melangkah meninggalkan lorong sekolah dengan santainya, sementara Seong Mi masih membatu tak bergerak di tempat ‘kau pendek ingat itu, tidaaaaakkkk tinggi, tinggi, aa…aku tingg, aku pendek?’ pikirannya sepertinya sedang berperang mengatakan dirinya pendek atau tinggi.
“tenang saja, kau tidak pendek, dia saja yang terlalu tinggi” ucap seseorang menepuk bahunya, kacamata dengan setia membingkai mata sipitnya, pipinya yang chubi dan senyumnya yang menawan, meneggelamkan matanya membentuk bulan sabit, terlihat lucu seperti anak kucing.
“eh?, kau benar bukankah kita sudah terlalu tinggi untuk ukuran seorang yeoja, dialah yang terlalu tinggi, Jung Seong Mi imnida, kau bisa memanggilku Seong Mi” jawab Seong Mi sopan pada seorang yeoja imut dihadapannya, tapi kelihatannya yeoja tadi tak suka, membuat Seong Mi menautkan alisnya “ah…iya Maaf kalau aku terlalu lancang, hehe” katanya lagi
“YAK BABO AKU INI NAMJA BUKAN YEOJA!! Kau itu hoobae kurang ajar, kemana matamu hah???” teriak namja dengan name tag Kim Jeong Soo frustasi, pasalnya bukan kali ini saja dia dianggap sebagai yeoja, bahkan dia tak diakui sebagai sunbae disekolah ini oleh para hoobae-hoobae lainnya, yah salahkan saja wajahnya yang terlalu imut. ‘Eh na…namja?, wajah imut, senyum manis, pipi chubi, kulit mulus, rambut berkilau, tuhan benarkah dia namja?’ kira-kira begitulah pemikiran Seong Mi ketika melihat seseorang dihadapannya, seorang yang mengaku dirinya namja, memperhatikannya baik-baik dari ujung kaki sampai ujung rambut. ‘dilihat darimanapun dia lebih mirip yeoja, dan lagi benarkah dia seorang sunbaeku?, dia terlihat seperti anak SMP’
Lorong sekolah makin terlihat sepi, tapi mereka berdua tetap dalam posisi seperti tadi, Seong Mi yang membatu ditempat untuk kedua kalinya setelah mendapatkan kejutan spektakuler dari sang sunbae di sekolah yang barunya itu, dia masih terjun bebas ke alam pikirannya, sementara sang sunbae cantik tetap tak bergerak menatap lekat-lekat pada hoobae barunya itu, sedikit memiringkan kepalanya, membuat Seong Mi bergumam dengan suara yang hampir tak bisa didengar siapapun “cantik”
“Yak kenapa kau melamun?” Tanya namja manis tadi pada Seong Mi, meski dia dikatai yeoja, tapi setidaknya dia harus tetap terlihat sopan didepan hoobae barunya, ia mulai pembicaraan karena tak tahan dengan keheningan yang mendominasi
“eh mian sunbae” ucap Seong Mi yang telah kembali dari acara terjun bebasnya tadi
“tak perlu seformal itu, kau bisa memanggilku Jeong Soo, Kim Jeong Soo, ngomong-ngomong apa yang tadi kau pikirkan?” Tanya Jeong Soo dengan wajah ingin taunya yang kembali terlihat sangat imut dimata Seong Mi
“a…anu”
“Yah aku tau kegilaan apa yang tadi kau pikirkan, tapi aku ini NAMJA BUKAN YEOJA INGAT ITU!!!” jawab Jeong Soo seolah bisa membaca pikiran Seong Mi dengan wajah super duper garangnya.
“bwahahahahahaha Jeong Soo-ssi kau itu imut sekali, aku tak percaya kau lebih tua dariku, kau terlihat seperti anak SMP, kalau namjanya saja sudah secantik ini, lalu yeojachingumu harus secantik apa?” sahut Seong Mi memegang perutnya yang sepertinya sakit karena terlalu lama tertawa.
“kenapa kau malah tertawa, kau tak tau tadi itu aku sedang menunjukan mukaku yang paling seram!” bentak Jeong Soo pada Seong Mi, yang masih setia memegangi perutnya bahkan kini ekor matanya hampir berair
“Yak sunbae, mukamu itu tak ada sangar-sangarnya sama sekali, kau terlihat lucu, bahkan kini mataku hampir berair karena melihat tingkahmu”
Jeong Soo tersenyum kecil mendengar tawa yang keluar dari mulut Seong Mi, sepertinya dia bocah yang baik, baru kali ini ia merasakan memiliki dongsaeng dengan
tingkat kecerdasan jauh dibawah standart menurutnya, baru kali ini juga ia bisa tersenyum setulus ini, dan tidak mirip seperti dongsaeng aslinya, namja tinggi dan Minim ekspresi tadi, ‘Myeong Soo, aku lebih suka kau yang tidak seperti diriku’ pikirnya.
***************
“Naneun Jung Seong Mi imnida, kalian bisa memanggilku Seong Mi, bangapseumnida chingudeul” ucap Seong Mi sambil membungkuk 90 derajat didepan teman-teman sekelasnya, lalu perlahan meluruskan kembali badannya, matanya tak sengaja menatap seorang namja yang mengatai dirinya pendek tadi, mata namja itu terpejam seperti tak menghiraukan seorang Jang seongsaengnim yang berdiri didepan, ‘auranya suram sekali’ Seong Mi agak bergidik merasakan aura hitam yang kuat menelan tubuh namja angkuh yang tadi mengatainnya pendek
“kau bisa duduk dengan Hyena, Hyena angkat tanganmu” perintah Jang seongsaengnim, Hyena, gadis yang merasa namanya disebut itupun mengangkat tangannya, senyum manis tak lupa terlukis diwajahnya
Perlahan tapi pasti Seong Mi melangkahkan kakinya, menuju tempat duduk yang disebut Jang seongsaengnim, ekor matanya masih setia menatap lekat-lekat pada namja angkuh dengan name tag “KIM MYEONG SOO” bertengger indah diseragamnya, Seong Mi kembali bergidik dan mempercepat langkahnya, menuju bangkunya, setelah namja bernama Myeong Soo tadi membuka matanya dengan cepat, menatapnya tajam seolah berkata ‘JANGAN MENATAPKU ATAU KAU AKAN MATI DITEMPAT SEKARANG JUGA’
“kau jangan berpikir akan hidup ditempat ini sekarang dan nanti” ucap Myeong Soo lembut sambil menatap tajam kearah Seong Mi, membuat Seong Mi hampir saja terjungkal kebelakang dengan tidak elitnya, ‘hari baru yang terlihat indah, lengkap dengan paket dua
namja mengerikan, satu cantik, satu seperti mayat hidup, Seong Mi kau memang Sial’ pikir Seong Mi dengan wajah yang ditekuk masam, “jangan pikir kau bisa hidup jauh dari kesialan jika dekat dengan mayat sepertiku” sahut Myeong Soo ‘di…dia bisa membaca pikiran, sama seperti namja manis tadi, jangan berpikir, ayo Seong Mi jangan berpikir’
“hei, kenapa mukamu pucat sekali Seong Mi-ah, eh perkenalkan namaku Hye Na, Shin Hye Na” Tanya seorang gadis manis disampingnya, meski dia masih kalah manis dengan namja cantik yang ditemuinya tadi, ‘mataku bisa rusak kalau melihat yang manis-manis terus, hanya satu yang terlihat kecut, ahhh jangan berpikir lagi Seong Mi, nanti pikiranmu kembali terbaca’
“eh, naneun Jung Seong Mi imnida, kau bisa memanggilku Seong Mi, Hye Na-ah” jawab Seong Mi, yang kini memandang kearah Hyena, disertai senyuman manis di wajahnya yang terlihat aneh, karena ada rasa tegang juga diwajah itu.
“Seong Mi-ah kenalkan ini temanku Lee Min Yeong” kata Hye Na menunjuk seorang namja dibelakangnya, namja itu sedang membaca buku, Seong Mi terpukau, ‘namja itu mengeluarkan sinar-sinar putih dibelakang kepalanya, namja itu terlihat seperti seorang dewa, memang benar rasanya mataku akan rusak melihat, orang-orang yang begitu manis’
“Lee Min Yeong imnida, panggil saja aku Min Yeong” jawab namja dewa tersebut sambil menunjukkan killer smilenya, membuat Seong Mi terpesona ditempat detik itu juga.
“kau jangan terpesona begitu padanya Seong Mi-ah, dia itu namja alim” ucap Hye Na ketika melihat teman barunya itu seperti kehilangan jiwa melihat betapa tampannya seorang Lee Min Yeong, anak yang sangat alim sampai kau bisa merasakan sinar putih memenuhi kepalanya.
“biarkan saja dia terpesona padaku Hye Na-ah, itu lebih baik daripada ia terpesona pada seorang Kim Myeong Soo” ungkap Min Yeong sembari mengecilkan suaranya, saat menyebut nama Kim Myeong Soo, sementara Seong Mi, mukanya yang tadinya bersemu merah, kini mendadak menegang.
“Myeong Soo-ssi?” Tanya Seong Mi tegang
“tentu, namja jangkung, kurus, berwajah stoic, si minim ekspresi, dingin, dan menyeramkan itu, apalagi kakaknya namja kelewat manis, beraura hitam seperti adiknya, pendiam, mereka itu benar-benar pangeran sekolah, selain diriku tentunya, mereka pangeran sekolah tapi juga orang yang paling ditakuti di sekolah ini, Duo kegelapan dari keluarga KIM, KIM MYEONG SOO & KIM JEONG SOO, dari tiga pangeran sekolah bisa dibilang hanya akulah yang tak memiliki aura hitam” jelas Min Yeong panjang lebar pada teman barunya, Seong Mi. Yah pangeran sekolah yang satu ini memang tidak terlalu mengerikan, tapi bukankan ia juga terlihat terlalu ‘narsis?’
“eh?”
‘Duo kegelapan dari keluarga KIM, KIM MYEONG SOO & KIM JEONG SOO satunya namja jangkung, kurus, berwajah stoic, si minim ekspresi, satunya lagi namja kelewat manis, pendiam, dingin, memiliki killer smile dan pemilik aura hitam yang menyeramkan’
“Kau kenapa Seong Mi-ah?”
“aku bisa mati disini, umma kalau boleh aku ingin kembali kesekolah lama” jawab Seong Mi sambil meletakkan kepalanya di meja menyesali nasibnya yang begitu buruk, menurutnya, disisi lain kedua temannya hanya bisa menautkan alis tanda mereka tak mengerti.
***************
Langit sore kali ini memang lebih indah daripada bisanya, sinar jingga mulai terlukis dilangit-langit kota, sungguh pemandangan yang jarang sekali terlihat disebuah kota besar bernama Seol ini. Namja itu masih setia duduk dibawah pohon sakura, mendengarkan nada-nada kesepian dari gesekan ranting-ranting kering pepohonan, tak mempedulikan angin yang ingin menghancurkan pertahanannya, liquid cair memlilukan itupun tumpah dari mata indahnya, menimbulkan jejak-jejak kesedihan di wajah manisnya, kembali ia mendongakan kepalanya menatap langit berusaha menahan cairan asin itu agar tak tumpah lagi.
“Yak sunbae cantik, kembalikan bonekaku, itu milikku, kalau kau mau, beli saja sendiri” teriak seorang yeoja manis pada seseorang yang disebutnya sunbae
“tidak akan week, siapa suruh jadi yeoja pendek???” jawab sang sunbae sambil memeletkan lidahnya lucu, meski lucu tapi mukanya lebih dekat pada kesan bodoh
“aku tidak pendek, sunbae yang terlalu tinggi, kembalikan!!!” sahut yeoja itu tak mau kalah, tujuannya hanya ada satu bonekanya yang hampir hancur ditangan sang sunbae, meski itu boneka pemberiannya tapi ia tetap tak rela mengembalikannya
“Kejar saja aku kalau kau bisa, akan ku kembalikan boneka ini, week dasar pendek” kata sang sunbae sambil berlari menjauh “yak sunbae babo kembalikan boneka itu sekarang” sahut sang yeoja sambil berusaha mengejar sunbae yang mengatainya pendek itu
“Suasananya masih sama seperti dulu, iya kan?, apa kau ingat itu?” Tanya sang namja entah pada siapa, pasalnya kini ia hanya sendiri, tak ada orang lain disekitarnya, ia bahkan tak mempedulikan banyak orang mengatainya dengan sebutan gila
“Sunbae…… “ kata-kata yeoja itu tercekat, ia memejamkan matanya sejenak, berusaha merasakan desiran angin yang ia harap akan sedikit mengurangi beban dihatinya, menarik nafas dalam-dalam sampai akhirnya menghembuskannya kembali
“apa semua baik-baik saja?” Tanya yeoja itu pada seorang namja yang kini menjadi sandarannya
“Aku harap kau begitu, bukan aku yang kau sukai kan?, aku akan membukakan matamu siapa dia”
“Benarkah itu sunbae?, kenapa kau yakin sekali?, hatiku saja berkata bahwa itu adalah dirimu, tapi kenapa kau bilang bukan?”
Namja itu kini memandang lekat-lekat mata yeoja yang selalu bisa menghipnotisnya itu, mencari kebohongan tentang apa yang baru saja ia dengar, menatapnya semakin dalam, berharap menemukan suatu kebohongan pada mata itu, tapi mata itu selalu menyimpan kebenaran dalam setiap ucapannya, sinar matanya tak pernah berbohong.
Air mata yang sedari tadi dibendungnya kini tumpah, ia tetap berusaha menahan liquid cair itu agar tak kembali membasahi pipinya lagi. “Aku ini namja, masa lalu tak akan menghancurkan seorang namja” gumamnya, menguatkan dirinya agar tak semakin larut dalam kesedihan
“Hyung, kau terlalu egois, bisakah aku memiliki satu saja keinginanku?, aku tak perlu semua yang kau punya, hanya saja, aku ingin dia, hanya itu saja” teriak seorang namja tinggi pada seorang namja manis yang dia panggil dengan sebutan hyung
Hening yang kini terdengar hanya simphoni mengerikan dari detakan jarum jam, menelan semua yang ada pada sebuah kesunyian, semua tenggelam dalam pikiran masing-
masing, membiarkan kesepian ini mendominasi, namja manis itu tersenyum tipis, sangat tipis, tapi dibalik senyuman itu menyiratkan luka dari sebuah ketulusan
“kau menyukainya eoh?, aku akan membuatnya sadar bahwa disini, hanya ada kau” jawab namja itu sambil memegang dada kirinya, sekali lagi ia tersenyum, senyum tulus penuh luka, “ya disini, dihatinya, kelak hanya akan ada dirimu, dan selamanya hanya kau”
“sekarang bukankah dihatimu hanya ada dirinya?, aku benarkan?, aku harap sekarang hanya ada dia disini” ucap namja itu mencoba tersenyum begitu manis
“sunbae, aku tau kini apa maksudmu, siapa yang aku sukai, ternyata aku memang tidak benar-benar menyukaimu, kini aku tau siapa dia sunbae!” ucap yeoja itu dengan mata berbinar-binar kepada sang sunbae
“benarkah?, baguslah” namja itu akhirnya menghembuskan nafas lega, lalu tersenyum meski penuh luka, berarti perjuangannya selama ini tak sia-sia, sekarang hanya tinggal dirinya yang harus terus menutupi kebohongan ini.
“tentu, aku memikirkan ini, pertanyaan itu terus aku tanyakan disini, disini hanya ada seseorag yang bernama KIM JEONG SOO, sunbae yang dulu selalu menjagaku, bukan sunbae yang sekarang berusaha menghindariku, hanya dia yang ada disini” ucap yeoja itu dengan senyum mengembang diwajahnya, “sunbae, aku bukan barang, aku punya hati, dan disini hanya ada kau, bukan orang itu, dia tak menyukaiku, dia hanya terlalu berambisi padaku”
Namja itu termenung, tentu saja apa yang baru saja dikatakan oleh yeoja dihadapannya ini benar, meski tidak sepenuhnya, kembali mata itu tak bisa berbohong, hanya kebenaran yang ada disana, perlahan ia mengelus surai lembut gadis itu
“hoobae kecilku ini sekarang sudah besar ya, tapi maaf aku tak bisa, mungkin dihatimu hanya ada aku, tapi dihatiku ada orang lain, dan dihatinya pasti hanya ada kau”
“senyum itu bohong sunbae, aku tau dihatimu ada dua orang, aku dan orang itu, sunbae, meski dia katakan dia tak memiliki apapun, dia hanya ingin aku, tapi itu semua hanya sekedar ambisi, seharusnya dia sadar, dia memiliki hatimu, memiliki seorang kakak yang bahkan dia sendiri berusaha menolaknya, sunbae apapun yang kau lakukan aku tau, setengah dari hatimu itu milikku”
“mian”
“kau tak perlu meminta maaf sunbae, kita akan terpisah dalam waktu yang sangat lama, hatiku hanya milikmu, maaf jika nanti aku membuatmu menunggu terlalu lama, kalau boleh aku egois, kelak setelah kita terpisah maka tempat yang aku tempati dihatimu, aku harap kau tak menangisi kekosongan yang ku tinggalkan. Aku ingin kau tersenyum”
“mian, kali ini saja, aku akan berhenti menangis, mian, mian Woo Ri-ah, mian” ucap namja manis itu sambil tersenyum, membiarkan kesakitan yang ia rasakan tergantikan dengan kenangan indah tentang orang itu
“Yak sunbae bodoh bisakah kau mendengar kata-kataku?, jangan mengatakan maaf lagi, dan jangan pernah menagis lagi, kau hanya perlu tersenyum”
“bolehkah aku ikut denganmu?, dunia ini memang tetap sama, tapi hanya kau yang tidak lagi disisiku, rasanya aku tenggelam dalam kenangan ini, rasanya pahit, kau tau itu?”namja itu kini tersenyum menatap bayangan seorang yeoja disampingnya
“yak sunbae bodoh, tak adakah kata-kata lain yang ingin kau sampaikan padaku?, setiap kau datang kesini hanya kata-kata itulah yang terus kau ucapkan”
“Aku tau bahwa kau belum berakhir, aku ingin ikut denganmu bisakah?” namja itu kini memejamkan matanya, berharap sosok disampingnya ini tak akan menghilang seperti biasanya, berharap ia akan tetap disini, disampingnya, membiarkan mereka kembali seperti dulu lagi. Tapi sepertinya harapan itu belum bisa terwujud, dia menghilang lagi, bayangannya hilang lagi, tapi satu yang pasti, dia tak akan pernah berakhir disini, dihatinya.
***************
“tuhan bisakah aku meminta agar aku mati?, itu saja, hanya itu, aku ingin kembali, daripada melihat keindahan yang terus kau ciptakan, tapi disini, disini ada luka yang kau tancapkan, sakit, bukankah kau tau itu?” gumam seorang namja sambil memegang dada kirinya, menatap langit yang meski terlihat indah tapi menyakitkan baginya.
***************
Seong Mi tersenyum, ada rasa bangga yang tersirat tatkala melihat sekolah mewah di jalan apgujeong yang sebentar lagi akan menjadi sekolahnya “jadi ini sekolah itu, lebih bagus daripada di Mokpo, tak salah aku meminta pindah, kalau sekolahnya sebagus ini” Seong Mi terbengong didepan pintu gerbang sekolah yang bisa dibilang mewah itu. Banyak sorot mata yang menatap kearahnya, ‘terpesona eoh?, siapa yang tak terpesona dengan seorang Jung Seong Mi, tidak disekolah lama ataupun disini aku tetaplah seorang idola’ pikirnya, ia mulai melangkah, menunjukan bahwa dirinya adalah penghuni baru sekolah elit itu.
Terlihat seorang namja dengan langkah tegasnya mulai berjalan memasuki gerbang sekolah, terdengar bisikan-bisikan yang memekakan telinga, “tampan……” teriak beberapa orang yeoja yang terpesona pada namja itu, tapi disisi lain “dia?, apa yang dilakukannya disini?, sekolah ini tak cocok dengan demon seperti dia” pujian? Tapi banyak juga yang menghina.
“Hei pendek! Bisakah kau tak menghalangi jalanku” tegurnya pada seseorang yang dikatakan Pendek.
Seong Mi membalikan badannya ingin sekali ia menghajar orang yang telah mengatainya PENDEK, berbagai macam kata makian telah terpikirkan diotak kecilnya, baru kali ini seseorang dengan seenak jidatnya mengatai dirinya pendek, camkan dengan tinggi 165cm untuk seorang yeoja, bukankah itu tak terlalu hmm pendek?
“Ka…kau”
“apa?”
Hening
‘Glupp, kenapa matanya?, ada apa dengan matanya? Kenapa mata itu mengunciku?, Seong Mi bodoh, sadar, ayo sadar, kenapa dengan dirimu? Ayo kata-kata makian keluarlah!! Ayo!!!’
“a…a…anu” jawab Seong Mi yang mulai sadar dari dalam pikirannya, ia tertunduk “eh aaa…… silahkan lewat” lanjutnya takut-takut ‘Seong Mi bodoh’
“kau!! Pendek!” jawab namja angkuh tadi, mulai melangkah meninggalkan lorong sekolah dengan santainya, sementara Seong Mi masih membatu tak bergerak di tempat ‘kau pendek ingat itu, tidaaaaakkkk tinggi, tinggi, aa…aku tingg, aku pendek?’ pikirannya sepertinya sedang berperang mengatakan dirinya pendek atau tinggi.
“tenang saja, kau tidak pendek, dia saja yang terlalu tinggi” ucap seseorang menepuk bahunya, kacamata dengan setia membingkai mata sipitnya, pipinya yang chubi dan senyumnya yang menawan, meneggelamkan matanya membentuk bulan sabit, terlihat lucu seperti anak kucing.
“eh?, kau benar bukankah kita sudah terlalu tinggi untuk ukuran seorang yeoja, dialah yang terlalu tinggi, Jung Seong Mi imnida, kau bisa memanggilku Seong Mi” jawab Seong Mi sopan pada seorang yeoja imut dihadapannya, tapi kelihatannya yeoja tadi tak suka, membuat Seong Mi menautkan alisnya “ah…iya Maaf kalau aku terlalu lancang, hehe” katanya lagi
“YAK BABO AKU INI NAMJA BUKAN YEOJA!! Kau itu hoobae kurang ajar, kemana matamu hah???” teriak namja dengan name tag Kim Jeong Soo frustasi, pasalnya bukan kali ini saja dia dianggap sebagai yeoja, bahkan dia tak diakui sebagai sunbae disekolah ini oleh para hoobae-hoobae lainnya, yah salahkan saja wajahnya yang terlalu imut. ‘Eh na…namja?, wajah imut, senyum manis, pipi chubi, kulit mulus, rambut berkilau, tuhan benarkah dia namja?’ kira-kira begitulah pemikiran Seong Mi ketika melihat seseorang dihadapannya, seorang yang mengaku dirinya namja, memperhatikannya baik-baik dari ujung kaki sampai ujung rambut. ‘dilihat darimanapun dia lebih mirip yeoja, dan lagi benarkah dia seorang sunbaeku?, dia terlihat seperti anak SMP’
Lorong sekolah makin terlihat sepi, tapi mereka berdua tetap dalam posisi seperti tadi, Seong Mi yang membatu ditempat untuk kedua kalinya setelah mendapatkan kejutan spektakuler dari sang sunbae di sekolah yang barunya itu, dia masih terjun bebas ke alam pikirannya, sementara sang sunbae cantik tetap tak bergerak menatap lekat-lekat pada hoobae barunya itu, sedikit memiringkan kepalanya, membuat Seong Mi bergumam dengan suara yang hampir tak bisa didengar siapapun “cantik”
“Yak kenapa kau melamun?” Tanya namja manis tadi pada Seong Mi, meski dia dikatai yeoja, tapi setidaknya dia harus tetap terlihat sopan didepan hoobae barunya, ia mulai pembicaraan karena tak tahan dengan keheningan yang mendominasi
“eh mian sunbae” ucap Seong Mi yang telah kembali dari acara terjun bebasnya tadi
“tak perlu seformal itu, kau bisa memanggilku Jeong Soo, Kim Jeong Soo, ngomong-ngomong apa yang tadi kau pikirkan?” Tanya Jeong Soo dengan wajah ingin taunya yang kembali terlihat sangat imut dimata Seong Mi
“a…anu”
“Yah aku tau kegilaan apa yang tadi kau pikirkan, tapi aku ini NAMJA BUKAN YEOJA INGAT ITU!!!” jawab Jeong Soo seolah bisa membaca pikiran Seong Mi dengan wajah super duper garangnya.
“bwahahahahahaha Jeong Soo-ssi kau itu imut sekali, aku tak percaya kau lebih tua dariku, kau terlihat seperti anak SMP, kalau namjanya saja sudah secantik ini, lalu yeojachingumu harus secantik apa?” sahut Seong Mi memegang perutnya yang sepertinya sakit karena terlalu lama tertawa.
“kenapa kau malah tertawa, kau tak tau tadi itu aku sedang menunjukan mukaku yang paling seram!” bentak Jeong Soo pada Seong Mi, yang masih setia memegangi perutnya bahkan kini ekor matanya hampir berair
“Yak sunbae, mukamu itu tak ada sangar-sangarnya sama sekali, kau terlihat lucu, bahkan kini mataku hampir berair karena melihat tingkahmu”
Jeong Soo tersenyum kecil mendengar tawa yang keluar dari mulut Seong Mi, sepertinya dia bocah yang baik, baru kali ini ia merasakan memiliki dongsaeng dengan
tingkat kecerdasan jauh dibawah standart menurutnya, baru kali ini juga ia bisa tersenyum setulus ini, dan tidak mirip seperti dongsaeng aslinya, namja tinggi dan Minim ekspresi tadi, ‘Myeong Soo, aku lebih suka kau yang tidak seperti diriku’ pikirnya.
***************
“Naneun Jung Seong Mi imnida, kalian bisa memanggilku Seong Mi, bangapseumnida chingudeul” ucap Seong Mi sambil membungkuk 90 derajat didepan teman-teman sekelasnya, lalu perlahan meluruskan kembali badannya, matanya tak sengaja menatap seorang namja yang mengatai dirinya pendek tadi, mata namja itu terpejam seperti tak menghiraukan seorang Jang seongsaengnim yang berdiri didepan, ‘auranya suram sekali’ Seong Mi agak bergidik merasakan aura hitam yang kuat menelan tubuh namja angkuh yang tadi mengatainnya pendek
“kau bisa duduk dengan Hyena, Hyena angkat tanganmu” perintah Jang seongsaengnim, Hyena, gadis yang merasa namanya disebut itupun mengangkat tangannya, senyum manis tak lupa terlukis diwajahnya
Perlahan tapi pasti Seong Mi melangkahkan kakinya, menuju tempat duduk yang disebut Jang seongsaengnim, ekor matanya masih setia menatap lekat-lekat pada namja angkuh dengan name tag “KIM MYEONG SOO” bertengger indah diseragamnya, Seong Mi kembali bergidik dan mempercepat langkahnya, menuju bangkunya, setelah namja bernama Myeong Soo tadi membuka matanya dengan cepat, menatapnya tajam seolah berkata ‘JANGAN MENATAPKU ATAU KAU AKAN MATI DITEMPAT SEKARANG JUGA’
“kau jangan berpikir akan hidup ditempat ini sekarang dan nanti” ucap Myeong Soo lembut sambil menatap tajam kearah Seong Mi, membuat Seong Mi hampir saja terjungkal kebelakang dengan tidak elitnya, ‘hari baru yang terlihat indah, lengkap dengan paket dua
namja mengerikan, satu cantik, satu seperti mayat hidup, Seong Mi kau memang Sial’ pikir Seong Mi dengan wajah yang ditekuk masam, “jangan pikir kau bisa hidup jauh dari kesialan jika dekat dengan mayat sepertiku” sahut Myeong Soo ‘di…dia bisa membaca pikiran, sama seperti namja manis tadi, jangan berpikir, ayo Seong Mi jangan berpikir’
“hei, kenapa mukamu pucat sekali Seong Mi-ah, eh perkenalkan namaku Hye Na, Shin Hye Na” Tanya seorang gadis manis disampingnya, meski dia masih kalah manis dengan namja cantik yang ditemuinya tadi, ‘mataku bisa rusak kalau melihat yang manis-manis terus, hanya satu yang terlihat kecut, ahhh jangan berpikir lagi Seong Mi, nanti pikiranmu kembali terbaca’
“eh, naneun Jung Seong Mi imnida, kau bisa memanggilku Seong Mi, Hye Na-ah” jawab Seong Mi, yang kini memandang kearah Hyena, disertai senyuman manis di wajahnya yang terlihat aneh, karena ada rasa tegang juga diwajah itu.
“Seong Mi-ah kenalkan ini temanku Lee Min Yeong” kata Hye Na menunjuk seorang namja dibelakangnya, namja itu sedang membaca buku, Seong Mi terpukau, ‘namja itu mengeluarkan sinar-sinar putih dibelakang kepalanya, namja itu terlihat seperti seorang dewa, memang benar rasanya mataku akan rusak melihat, orang-orang yang begitu manis’
“Lee Min Yeong imnida, panggil saja aku Min Yeong” jawab namja dewa tersebut sambil menunjukkan killer smilenya, membuat Seong Mi terpesona ditempat detik itu juga.
“kau jangan terpesona begitu padanya Seong Mi-ah, dia itu namja alim” ucap Hye Na ketika melihat teman barunya itu seperti kehilangan jiwa melihat betapa tampannya seorang Lee Min Yeong, anak yang sangat alim sampai kau bisa merasakan sinar putih memenuhi kepalanya.
“biarkan saja dia terpesona padaku Hye Na-ah, itu lebih baik daripada ia terpesona pada seorang Kim Myeong Soo” ungkap Min Yeong sembari mengecilkan suaranya, saat menyebut nama Kim Myeong Soo, sementara Seong Mi, mukanya yang tadinya bersemu merah, kini mendadak menegang.
“Myeong Soo-ssi?” Tanya Seong Mi tegang
“tentu, namja jangkung, kurus, berwajah stoic, si minim ekspresi, dingin, dan menyeramkan itu, apalagi kakaknya namja kelewat manis, beraura hitam seperti adiknya, pendiam, mereka itu benar-benar pangeran sekolah, selain diriku tentunya, mereka pangeran sekolah tapi juga orang yang paling ditakuti di sekolah ini, Duo kegelapan dari keluarga KIM, KIM MYEONG SOO & KIM JEONG SOO, dari tiga pangeran sekolah bisa dibilang hanya akulah yang tak memiliki aura hitam” jelas Min Yeong panjang lebar pada teman barunya, Seong Mi. Yah pangeran sekolah yang satu ini memang tidak terlalu mengerikan, tapi bukankan ia juga terlihat terlalu ‘narsis?’
“eh?”
‘Duo kegelapan dari keluarga KIM, KIM MYEONG SOO & KIM JEONG SOO satunya namja jangkung, kurus, berwajah stoic, si minim ekspresi, satunya lagi namja kelewat manis, pendiam, dingin, memiliki killer smile dan pemilik aura hitam yang menyeramkan’
“Kau kenapa Seong Mi-ah?”
“aku bisa mati disini, umma kalau boleh aku ingin kembali kesekolah lama” jawab Seong Mi sambil meletakkan kepalanya di meja menyesali nasibnya yang begitu buruk, menurutnya, disisi lain kedua temannya hanya bisa menautkan alis tanda mereka tak mengerti.
***************
Langit sore kali ini memang lebih indah daripada bisanya, sinar jingga mulai terlukis dilangit-langit kota, sungguh pemandangan yang jarang sekali terlihat disebuah kota besar bernama Seol ini. Namja itu masih setia duduk dibawah pohon sakura, mendengarkan nada-nada kesepian dari gesekan ranting-ranting kering pepohonan, tak mempedulikan angin yang ingin menghancurkan pertahanannya, liquid cair memlilukan itupun tumpah dari mata indahnya, menimbulkan jejak-jejak kesedihan di wajah manisnya, kembali ia mendongakan kepalanya menatap langit berusaha menahan cairan asin itu agar tak tumpah lagi.
“Yak sunbae cantik, kembalikan bonekaku, itu milikku, kalau kau mau, beli saja sendiri” teriak seorang yeoja manis pada seseorang yang disebutnya sunbae
“tidak akan week, siapa suruh jadi yeoja pendek???” jawab sang sunbae sambil memeletkan lidahnya lucu, meski lucu tapi mukanya lebih dekat pada kesan bodoh
“aku tidak pendek, sunbae yang terlalu tinggi, kembalikan!!!” sahut yeoja itu tak mau kalah, tujuannya hanya ada satu bonekanya yang hampir hancur ditangan sang sunbae, meski itu boneka pemberiannya tapi ia tetap tak rela mengembalikannya
“Kejar saja aku kalau kau bisa, akan ku kembalikan boneka ini, week dasar pendek” kata sang sunbae sambil berlari menjauh “yak sunbae babo kembalikan boneka itu sekarang” sahut sang yeoja sambil berusaha mengejar sunbae yang mengatainya pendek itu
“Suasananya masih sama seperti dulu, iya kan?, apa kau ingat itu?” Tanya sang namja entah pada siapa, pasalnya kini ia hanya sendiri, tak ada orang lain disekitarnya, ia bahkan tak mempedulikan banyak orang mengatainya dengan sebutan gila
“Sunbae…… “ kata-kata yeoja itu tercekat, ia memejamkan matanya sejenak, berusaha merasakan desiran angin yang ia harap akan sedikit mengurangi beban dihatinya, menarik nafas dalam-dalam sampai akhirnya menghembuskannya kembali
“apa semua baik-baik saja?” Tanya yeoja itu pada seorang namja yang kini menjadi sandarannya
“Aku harap kau begitu, bukan aku yang kau sukai kan?, aku akan membukakan matamu siapa dia”
“Benarkah itu sunbae?, kenapa kau yakin sekali?, hatiku saja berkata bahwa itu adalah dirimu, tapi kenapa kau bilang bukan?”
Namja itu kini memandang lekat-lekat mata yeoja yang selalu bisa menghipnotisnya itu, mencari kebohongan tentang apa yang baru saja ia dengar, menatapnya semakin dalam, berharap menemukan suatu kebohongan pada mata itu, tapi mata itu selalu menyimpan kebenaran dalam setiap ucapannya, sinar matanya tak pernah berbohong.
Air mata yang sedari tadi dibendungnya kini tumpah, ia tetap berusaha menahan liquid cair itu agar tak kembali membasahi pipinya lagi. “Aku ini namja, masa lalu tak akan menghancurkan seorang namja” gumamnya, menguatkan dirinya agar tak semakin larut dalam kesedihan
“Hyung, kau terlalu egois, bisakah aku memiliki satu saja keinginanku?, aku tak perlu semua yang kau punya, hanya saja, aku ingin dia, hanya itu saja” teriak seorang namja tinggi pada seorang namja manis yang dia panggil dengan sebutan hyung
Hening yang kini terdengar hanya simphoni mengerikan dari detakan jarum jam, menelan semua yang ada pada sebuah kesunyian, semua tenggelam dalam pikiran masing-
masing, membiarkan kesepian ini mendominasi, namja manis itu tersenyum tipis, sangat tipis, tapi dibalik senyuman itu menyiratkan luka dari sebuah ketulusan
“kau menyukainya eoh?, aku akan membuatnya sadar bahwa disini, hanya ada kau” jawab namja itu sambil memegang dada kirinya, sekali lagi ia tersenyum, senyum tulus penuh luka, “ya disini, dihatinya, kelak hanya akan ada dirimu, dan selamanya hanya kau”
“sekarang bukankah dihatimu hanya ada dirinya?, aku benarkan?, aku harap sekarang hanya ada dia disini” ucap namja itu mencoba tersenyum begitu manis
“sunbae, aku tau kini apa maksudmu, siapa yang aku sukai, ternyata aku memang tidak benar-benar menyukaimu, kini aku tau siapa dia sunbae!” ucap yeoja itu dengan mata berbinar-binar kepada sang sunbae
“benarkah?, baguslah” namja itu akhirnya menghembuskan nafas lega, lalu tersenyum meski penuh luka, berarti perjuangannya selama ini tak sia-sia, sekarang hanya tinggal dirinya yang harus terus menutupi kebohongan ini.
“tentu, aku memikirkan ini, pertanyaan itu terus aku tanyakan disini, disini hanya ada seseorag yang bernama KIM JEONG SOO, sunbae yang dulu selalu menjagaku, bukan sunbae yang sekarang berusaha menghindariku, hanya dia yang ada disini” ucap yeoja itu dengan senyum mengembang diwajahnya, “sunbae, aku bukan barang, aku punya hati, dan disini hanya ada kau, bukan orang itu, dia tak menyukaiku, dia hanya terlalu berambisi padaku”
Namja itu termenung, tentu saja apa yang baru saja dikatakan oleh yeoja dihadapannya ini benar, meski tidak sepenuhnya, kembali mata itu tak bisa berbohong, hanya kebenaran yang ada disana, perlahan ia mengelus surai lembut gadis itu
“hoobae kecilku ini sekarang sudah besar ya, tapi maaf aku tak bisa, mungkin dihatimu hanya ada aku, tapi dihatiku ada orang lain, dan dihatinya pasti hanya ada kau”
“senyum itu bohong sunbae, aku tau dihatimu ada dua orang, aku dan orang itu, sunbae, meski dia katakan dia tak memiliki apapun, dia hanya ingin aku, tapi itu semua hanya sekedar ambisi, seharusnya dia sadar, dia memiliki hatimu, memiliki seorang kakak yang bahkan dia sendiri berusaha menolaknya, sunbae apapun yang kau lakukan aku tau, setengah dari hatimu itu milikku”
“mian”
“kau tak perlu meminta maaf sunbae, kita akan terpisah dalam waktu yang sangat lama, hatiku hanya milikmu, maaf jika nanti aku membuatmu menunggu terlalu lama, kalau boleh aku egois, kelak setelah kita terpisah maka tempat yang aku tempati dihatimu, aku harap kau tak menangisi kekosongan yang ku tinggalkan. Aku ingin kau tersenyum”
“mian, kali ini saja, aku akan berhenti menangis, mian, mian Woo Ri-ah, mian” ucap namja manis itu sambil tersenyum, membiarkan kesakitan yang ia rasakan tergantikan dengan kenangan indah tentang orang itu
“Yak sunbae bodoh bisakah kau mendengar kata-kataku?, jangan mengatakan maaf lagi, dan jangan pernah menagis lagi, kau hanya perlu tersenyum”
“bolehkah aku ikut denganmu?, dunia ini memang tetap sama, tapi hanya kau yang tidak lagi disisiku, rasanya aku tenggelam dalam kenangan ini, rasanya pahit, kau tau itu?”namja itu kini tersenyum menatap bayangan seorang yeoja disampingnya
“yak sunbae bodoh, tak adakah kata-kata lain yang ingin kau sampaikan padaku?, setiap kau datang kesini hanya kata-kata itulah yang terus kau ucapkan”
“Aku tau bahwa kau belum berakhir, aku ingin ikut denganmu bisakah?” namja itu kini memejamkan matanya, berharap sosok disampingnya ini tak akan menghilang seperti biasanya, berharap ia akan tetap disini, disampingnya, membiarkan mereka kembali seperti dulu lagi. Tapi sepertinya harapan itu belum bisa terwujud, dia menghilang lagi, bayangannya hilang lagi, tapi satu yang pasti, dia tak akan pernah berakhir disini, dihatinya.
***************
Nantikan chapter II nya ya ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
untuk sobat-sobat semua jika menggunakan anonim default tolong tulis nama kalian di bawah komentar,, gomawo